DPR Mendukung Penuh Indonesia Menjadi Pusat Produksi Invasi Teknologi Tinggi
DPR Mendukung Produksi Teknologi – Di tengah pesatnya perkembangan global dan dominasi teknologi sebagai kekuatan utama ekonomi dunia, Indonesia tak ingin tertinggal. Dalam beberapa tahun terakhir, arah kebijakan nasional menunjukkan komitmen kuat terhadap pengembangan teknologi tinggi dan digitalisasi. Hal ini mendapat dukungan penuh dari Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yang menilai bahwa Indonesia memiliki potensi besar menjadi pusat produksi inovasi teknologi tinggi di Asia Tenggara, bahkan dunia.
Dukungan dari DPR bukan sekadar wacana, tetapi telah dituangkan dalam berbagai kebijakan, pengawasan anggaran, hingga inisiatif legislasi untuk mendukung ekosistem inovasi nasional. Lalu, seperti apa bentuk dukungan DPR? Apa alasan strategisnya? Dan bagaimana dampaknya bagi masa depan bangsa?
Latar Belakang: Era Kompetisi Teknologi
Teknologi tinggi (high-tech) kini menjadi indikator kekuatan suatu bangsa. Negara-negara seperti Tiongkok, Korea Selatan, Jepang, dan Amerika Serikat telah membuktikan bahwa penguasaan teknologi membawa efek domino dalam pertumbuhan ekonomi, kemandirian industri, dan kekuatan diplomasi.
Indonesia dengan jumlah penduduk lebih dari 270 juta jiwa, kekayaan sumber daya alam, dan populasi digital yang masif, merupakan ladang subur bagi pengembangan inovasi teknologi. Sayangnya, selama ini Indonesia lebih banyak menjadi konsumen teknologi daripada produsen.
Namun situasi mulai berubah. Kebijakan strategis seperti Making Indonesia 4.0, pembangunan kawasan industri berbasis teknologi di IKN, serta munculnya ekosistem startup teknologi menjadi sinyal positif transformasi ini.
Dukungan DPR: Komitmen Nyata Mewujudkan Indonesia sebagai Tech Powerhouse
1. Regulasi yang Mendukung Inovasi
DPR tengah mendorong lahirnya RUU Ekonomi Digital dan RUU Perlindungan Data Pribadi (PDP), yang akan menjadi fondasi hukum kuat bagi ekosistem teknologi. DPR juga memberikan perhatian khusus pada revisi UU Telekomunikasi dan UU Penyiaran agar lebih adaptif terhadap perkembangan digital dan teknologi tinggi, termasuk AI, IoT, dan blockchain.
2. Alokasi Anggaran untuk Riset dan Teknologi
Komisi VII DPR yang membidangi energi, riset, dan teknologi secara aktif mengawasi dan mendorong peningkatan anggaran untuk BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional). DPR menilai bahwa riset yang berkualitas membutuhkan dukungan anggaran yang signifikan, berkelanjutan, dan terfokus pada teknologi strategis seperti:
- Energi baru terbarukan
- Bioteknologi
- Kecerdasan buatan
- Kendaraan listrik
- Semikonduktor
- Teknologi pertahanan siber
3. Mendorong Kemitraan Strategis dalam dan luar negeri
DPR juga mendorong pemerintah untuk menjalin kemitraan internasional yang strategis dan saling menguntungkan. Contohnya, kerjasama dengan produsen chip global, transfer teknologi dari negara maju, hingga penguatan joint research antara universitas dalam negeri dan luar negeri.
Di sisi domestik, DPR mendorong kolaborasi triple helix: pemerintah – swasta – akademisi, sebagai motor utama dalam mendorong produksi teknologi lokal.
4. Kawasan Industri Teknologi di IKN dan Daerah
Dalam sejumlah rapat dengar pendapat (RDP), DPR mendorong pemerintah untuk memastikan bahwa IKN (Ibu Kota Nusantara) tidak hanya menjadi pusat pemerintahan, tetapi juga pusat teknologi nasional. Dengan dukungan infrastruktur digital dan insentif fiskal, IKN dapat menarik investor dan pelaku teknologi dari dalam dan luar negeri.
Mengapa Indonesia Layak Jadi Pusat Produksi Teknologi Tinggi?
✅ Populasi Muda dan Digital Native
Lebih dari 60% penduduk Indonesia berusia di bawah 35 tahun, dengan penetrasi internet mendekati 80%. Ini menciptakan basis konsumen dan talenta digital yang luar biasa besar.
✅ Ekosistem Startup dan Talenta Tumbuh Cepat
Indonesia saat ini memiliki lebih dari 2.500 startup, termasuk unicorn seperti Gojek, Tokopedia, Traveloka, dan Bukalapak. Hal ini menunjukkan kekuatan inovasi anak bangsa.
✅ Kedaulatan Teknologi Nasional
Dalam konteks geopolitik dan ekonomi digital, ketergantungan pada produk luar negeri bisa berbahaya. Dengan menjadi produsen teknologi, Indonesia bisa lebih mandiri, efisien, dan berdaulat.
✅ Lokasi Geostrategis
Indonesia berada di jalur perdagangan Asia-Pasifik, menjadikannya tempat ideal untuk hub produksi teknologi regional.
Baca Juga : Strategi OJK Hadapi Perkembangan Teknologi Pada Bidang Keuangan
Tantangan dan Rekomendasi DPR
Meski mendukung penuh, DPR juga mencermati sejumlah tantangan besar yang harus diatasi, antara lain:
- Rendahnya belanja R&D nasional (hanya 0,28% dari PDB)
- Keterbatasan SDM teknologi tinggi
- Ketimpangan infrastruktur digital antar wilayah
- Dominasi produk asing dan minimnya perlindungan produk lokal
Oleh karena itu, DPR merekomendasikan:
- Insentif fiskal bagi pelaku teknologi lokal
- Pendidikan vokasi dan pelatihan digital berskala nasional
- Peningkatan riset terapan berbasis kebutuhan industri
- Regulasi yang adaptif dan tidak membatasi inovasi
Penutup: Visi Indonesia Emas 2045 Dimulai dari Inovasi
DPR menyadari bahwa pilar penting menuju Indonesia Emas 2045 adalah kekuatan teknologi dan inovasi nasional. Oleh karena itu, segala bentuk kebijakan, anggaran, dan pengawasan yang dilakukan DPR akan diarahkan untuk mewujudkan Indonesia sebagai:
“Pusat Produksi Inovasi Teknologi Tinggi yang Mandiri, Kompetitif, dan Berdampak Global.”
Dengan komitmen semua pihak—pemerintah, DPR, pelaku industri, akademisi, dan masyarakat—impian ini bukan hanya visi, tapi bisa menjadi realitas sejarah bangsa Indonesia.
🔎 “Jika Jepang bisa memimpin dunia dengan teknologi pasca perang, jika Korea Selatan bisa bangkit dari krisis dan menjadi raksasa elektronik, maka Indonesia pun pasti bisa.” – Komisi VII DPR RI