Perbedaan Inovasi Teknologi Negara China VS Indonesia

Teknologi China VS Indonesia

Inovasi teknologi menjadi faktor utama dalam menentukan kemajuan suatu negara di era digital. Dua negara di Asia yang menarik untuk dibandingkan dalam hal ini adalah China dan Indonesia. China, sebagai kekuatan teknologi global, telah berhasil menciptakan ekosistem inovasi yang mandiri dan agresif. Sementara Indonesia, sebagai negara berkembang dengan potensi ekonomi digital yang besar, masih dalam tahap membangun fondasi yang kuat.

Melalui artikel ini, kita akan membahas perbedaan utama dalam hal kebijakan, ekosistem inovasi, riset dan pengembangan (R&D), adopsi teknologi, serta peran pemerintah dan swasta dalam memajukan inovasi teknologi di masing-masing negara.


1. Ekosistem Teknologi: Mapan vs Berkembang

China: Ekosistem Inovasi Mapan dan Mandiri

China memiliki ekosistem teknologi yang sangat kuat, didorong oleh perusahaan raksasa seperti:

  • Huawei (telekomunikasi dan 5G),
  • Tencent (media sosial dan gaming),
  • Alibaba (e-commerce dan cloud computing),
  • BYD (mobil listrik),
  • serta dorongan besar terhadap AI, big data, dan semikonduktor.

Pemerintah China juga mendorong swasembada teknologi, misalnya lewat kebijakan Made in China 2025, yang mendorong produksi dalam negeri dan mengurangi ketergantungan pada teknologi luar.

Indonesia: Ekosistem Sedang Bertumbuh

Indonesia masih dalam tahap transisi dari pengguna teknologi menjadi pencipta teknologi. Ekosistem startup memang berkembang pesat, terlihat dari munculnya GoTo, Traveloka, Bukalapak, dan Ruangguru, namun sebagian besar teknologi kunci masih mengandalkan impor dan investasi asing.

Adopsi teknologi digital meningkat pesat di kalangan masyarakat (terutama lewat e-commerce dan fintech), tetapi sektor hulu seperti manufaktur berbasis teknologi, chip, atau AI masih tertinggal.


2. Kebijakan Pemerintah: Intervensif vs Fasilitatif

China: Intervensif dan Terarah

Pemerintah China sangat aktif dalam mengarahkan inovasi teknologi melalui regulasi, subsidi, dan insentif besar-besaran. Pemerintah mendanai riset, mendukung inkubator teknologi, dan memproteksi industri lokal dengan regulasi ketat terhadap perusahaan asing.

Beberapa kebijakan strategis:

  • Made in China 2025
  • Internet Plus
  • Belt and Road Initiative (termasuk digital silk road)

Indonesia: Fasilitatif dan Bertahap

Pemerintah Indonesia memiliki pendekatan yang lebih fasilitatif. Melalui Kementerian Kominfo dan BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional), Indonesia mendorong startup, UKM digital, dan transformasi digital birokrasi. Namun, investasi negara dalam R&D masih sangat kecil, hanya sekitar 0,2% dari PDB, jauh dibandingkan China yang mencapai lebih dari 2,4% dari PDB.

Inisiatif seperti:

  • 100 Smart City
  • Gerakan Nasional 1000 Startup
  • Digital Talent Scholarship
    masih dalam tahap pengembangan dan memiliki tantangan dalam eksekusi.

Skala dan Infrastruktur Teknologi

3. Skala dan Infrastruktur Teknologi

China: Infrastruktur Digital Super Cepat

China memimpin dunia dalam pembangunan infrastruktur digital:

  • Jaringan 5G terbesar di dunia
  • Smart city di puluhan kota besar
  • Data center dan cloud dalam skala nasional
  • Jaringan kereta cepat AI-integrated dan pembayaran digital lewat WeChat Pay & Alipay

Indonesia: Akses Terbatas di Daerah Non-Perkotaan

Indonesia masih mengalami kesenjangan digital yang besar antara perkotaan dan pedesaan. Infrastruktur seperti internet cepat, jaringan 5G, dan layanan digital masih terkonsentrasi di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, dan Surabaya.

Pemerintah memang membangun Palapa Ring dan mendorong Base Transceiver Station (BTS), tetapi banyak daerah 3T (Terdepan, Terluar, Tertinggal) yang masih sulit mengakses internet stabil.


4. Budaya Inovasi dan SDM Teknologi

China: Budaya Kompetitif dan Produktif

China sangat menekankan pada pendidikan STEM (Science, Technology, Engineering, Math) sejak dini. Jumlah insinyur dan ilmuwan yang dihasilkan setiap tahun sangat besar. Selain itu, budaya kerja keras dan kompetitif (sering disebut 996 work culture, bekerja dari jam 9 pagi hingga 9 malam, 6 hari seminggu) membentuk tenaga kerja teknologi yang kuat dan cepat beradaptasi.

Indonesia: Kreatif, Namun Minim Dukungan Struktural

SDM Indonesia dikenal adaptif dan kreatif, namun masih menghadapi tantangan dari sisi pendidikan teknis, penguasaan coding, dan riset teknologi. Pemerataan kualitas pendidikan juga menjadi PR besar. Banyak talenta digital Indonesia lebih menonjol di bidang kreatif (content creator, UI/UX, media digital), ketimbang pengembangan teknologi fundamental.


5. Output Inovasi dan Hak Kekayaan Intelektual

China: Banyak Paten dan Produk Unggulan

China menjadi salah satu negara dengan jumlah pengajuan paten terbanyak di dunia. Banyak teknologi asli dari China yang telah mendunia, termasuk chip buatan lokal, sistem operasi, hingga AI seperti SenseTime dan iFlytek.

Indonesia: Minim Produk Teknologi Eksklusif

Indonesia belum banyak menghasilkan inovasi teknologi yang diakui secara global. Jumlah paten yang diajukan dan dikomersialisasi masih sangat rendah. Namun, banyak inovasi berbasis kebutuhan lokal, seperti aplikasi kesehatan, platform agritech, dan edukasi digital yang berkembang pesat.


Baca Juga : Apakah Tren Filter Sosial Media Termasuk Inovasi Teknologi?

Kesimpulan

Aspek China Indonesia
Infrastruktur Digital Canggih, terintegrasi Bertahap, belum merata
Kebijakan Inovasi Terpusat & Intervensif Fasilitatif & inkremental
SDM Teknologi Kuat di sains dan engineering Kuat di kreativitas dan media
Output Teknologi Banyak paten & produk mandiri Fokus pada adaptasi & startup
Skala Pasar Sangat besar & ekspansif Besar, namun terfragmentasi

Rekomendasi untuk Indonesia

  1. Tingkatkan Investasi R&D: Baik dari pemerintah maupun swasta, minimal menuju 1% dari PDB.
  2. Percepat Pemerataan Infrastruktur Digital: Fokus pada daerah tertinggal untuk inklusi digital.
  3. Dorong Kolaborasi Riset Perguruan Tinggi dan Industri: Seperti skema triple helix di negara maju.
  4. Buka Akses Internasional untuk Talenta Lokal: Lewat beasiswa, program inkubasi global, dan kerja sama inovasi lintas negara.
  5. Perkuat Regulasi Hak Kekayaan Intelektual: Agar inovator lokal terlindungi dan mau mematenkan karyanya.

Penutup

China dan Indonesia berjalan di lintasan yang berbeda dalam hal inovasi teknologi. China telah menjadi pemain global dengan pendekatan agresif, sedangkan Indonesia baru mulai menata langkah dengan kekuatan kreatif lokal. Namun, bukan berarti Indonesia tidak bisa menyusul. Dengan strategi jangka panjang, investasi yang tepat, serta keberanian untuk mendorong talenta lokal, Indonesia bisa menciptakan keunggulan inovasi berbasis kebutuhan khas Asia Tenggara.

Please follow and like us:
Pin Share

You May Have Missed

RSS
Follow by Email